Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

TEMPAT NGUMPUL MANUSIA YANG HOBBY NGABISIN UANG


You are not connected. Please login or register

IA HADIR UNTUK DICINTA

2 posters

Go down  Message [Halaman 1 dari 1]

1IA HADIR UNTUK DICINTA Empty IA HADIR UNTUK DICINTA Wed Apr 22, 2009 10:29 pm

Artic

Artic
moderator
moderator

Jika masih tertahan kelopak mata ini untuk tetap terbuka hingga larut,
atau saat terjaga di pertengahan malam selalu saya sempatkan untuk
menyambangi kamar anak-anak. Saya hampiri dan tatap wajah mereka
bergantian sambil menghalau nyamuk yang hinggap di tubuh mereka. Wajah
indah yang terlelap itu menyibakkan kejujuran dalam hati, bahwa mereka
hadir sebagai amanah yang harus dijaga sebaik-baiknya. Mereka ada untuk
dicinta.

Terbayanglah kekesalan yang hampir tercipta akibat
perbuatan dan tingkah nakal mau pun pembangkangan mereka siang tadi.
Terlintaslah amarah yang nyaris meluap saat mereka tak mendengar
perintah mau pun ketika peraturan terlanggar. Beruntung kekesalan itu
hanya sempat mampir di kepala dan tak sampai keluar makian kasar yang
pasti akan melukai telinga mereka. Bersyukur amarah ini tak sekali pun
sempat membuat mereka melihat saya seperti monster yang menakutkan.
Mereka hanya anak-anak yang sangat pantas dan bisa sangat dimaafkan
ketika berbuat kesalahan. Jiwa mereka masih sangat rapuh untuk menerima
kalimat dan perilaku kasar orang tua hanya karena kesalahan kecil yang
mereka pun mungkin tak sadar kalau itu benar-benar sebuah kesalahan.

Bisa
jadi letak kesalahan justru terletak pada orang tua yang terlalu kaku
membuat peraturan, mengekang kebebasan mereka sebagai individu yang
meski masih kecil tetap saja seorang manusia yang berhak dan bebas
memilih untuk melakukan yang terbaik menurut mereka. Tugas orang tua
bukan melarang atau memerintah, tapi lebih kepada mengarahkan agar
mereka tetap berada pada jalur yang sebenarnya.

Menatap
kembali wajah-wajah bersih itu dalam tidur mereka yang mungkin sedang
memimpikan Ayah dan Ibu yang tengah menimang dan membuai penuh kasih,
tergambar jelas tak sedikit pun ada dosa di diri mereka. Kalau mau
menghitung-hitung, jangan-jangan justru kita lah yang lebih banyak
berbuat kesalahan terhadap mereka dibanding jumlah kesalahan kecil
mereka.

Saya teringat banyak kejadian di luar. Misalnya ketika
di sebuah angkot seorang ibu memaki anaknya yang masih berusia empat
tahun –dari posturnya seukuran anak saya- dengan kalimat yang sangat
belum waktunya anak sekecil itu mendapatkannya. Belum lagi tempelengan
yang sempat mampir di kepalanya. “goblok lu ya, kalau jatuh mampus
luh,” hanya karena ia sempat melongok ke arah pintu angkot. Sebuah
kesalahan kecil yang mestinya bisa disikapi lebih bijak dengan sebuah
nasihat lembut. Atau ketika isteri saya bercerita tentang seorang ibu
dari teman sekolah anak kami di TK. Anaknya terjatuh saat berlari,
“Nyungsep sekalian biar bonyok tuh muka. Udah dibilangin jangan lari,”
itu pun masih ditambah satu tamparan di kepala. Yang pasti itu tak
meredakan tangis si anak, bahkan membuat memar di lututnya semakin
perih terasa hingga ke hati.

Mengusap bulir keringat di kening
mereka dan membelai rambutnya saat tidur membuahkan pertanyaan di benak
ini, haruskah bintang-bintang sejernih ini mendapatkan perlakuan
sekasar itu? Lihat saja senyum mereka saat terlelap, dan dengarkan hati
mereka bernyanyi dalam mimpi. Anda akan mendengarkan nyanyian riangnya
jika Anda memperlakukannya sepanjang hari seperti halnya Anda tengah
menciptakan sebuah mimpi indah untuknya. Namun jangan terperanjat
ketika tengah malam tidur Anda terusik saat ia mengigau dan berteriak
ketakutan. Hanya rintihan yang bisa terdengar dari mimpinya karena
sepanjang hari ia hanya mendapatkan kecemasan dan ketakutan dari
kalimat kasar, delikkan mata dan ayunan keras tangan Anda ke tubuh
mereka.

Tak seekor nyamuk pun pernah saya persilahkan
untukmenyentuh setiap inci kulit mereka. Lalu kenapa masih ada yang
tega mencederai anak-anak, padahal dalam berbagai dongeng mereka selalu
mendengar bahwa yang kasih dan cintanya tak terbanding itulah Ayah dan
Ibu. Coba sentuh dengan lembut wajah halusnya saat tidur, itu akan
membuatnya bermimpi indah seolah tengah terbaring di pangkuan bidadari.


Anak-anak tak pernah membenci orang tuanya, bahkan saat mereka
mendapatkan perlakukan kasar dari orang tua pun, tetap saja nama Ayah
atau Ibu yang mereka panggil saat menangis. Anak-anak tak pernah
berdosa terhadap orang tuanya, justru kebanyakan orang tua yang berdosa
kepada mereka dengan makian kasar dan pukulan menyakitkan. Anak-anak
tak pernah benar-benar membuat orang tua kesal, orang tua lah yang
teramat sering membuat mereka kecewa mendapati Ayah dan Ibunya tak
seindah syair lagu yang selalu diajarkan guru di sekolah.

Ah,
kadang orang tua baru menyadari bahwa anak-anak hadir untuk dicinta
saat ia terbaring lemah di salah satu tempat tidur di bangsal
anak-anak. Atau ketika Tuhan mencabut amanah itu dari kita. Menangiskah
kita?

2IA HADIR UNTUK DICINTA Empty Re: IA HADIR UNTUK DICINTA Sun Apr 26, 2009 4:09 pm

sm...

sm...
donatur
donatur

.

Kembali Ke Atas  Message [Halaman 1 dari 1]

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik